Nanggroe Aceh - Apa yang Anda tahu tentang Aceh? Apakah dengan Syariat Islamnya atau keindahan alamnya? Tapi pernahkah terfikirkan oleh Anda bagaimana pelecehan Syariat Islam di Aceh terjadi begitu leluasa. Hal ini memang terasa sangat aneh, bagaimana bisa di daerah yang terkenal dengan kekuasaan otonomi khususnya dibidang Syariat Islam tidak bisa berbuat banyak terhadap pelecehan-pelecehan Syariat Islam yang kerap terjadi.
Pelacuran, perjudian, dan berbagai macam perilaku yang menyimpang dari hukum Syariat Islam termasuk berpakaian ketat. Bahkan baru-baru ini KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan KMPSI (Aceh dan Kaukus Mahasiswa Peduli Syariat Islam) melakukan investigasi ke hotel Hermes Palace, sebuah hotel bintang lima yang berada di jalanT. Panglima Nyak Makam. Dari hasil investigasi mereka menemukan diskotik terselubung dengan aktivitas wanita malam, miuman keras dan narkoba. Padahal Hotel Hermes Palace sudah menandatangani perjanjian di depan Muspida Aceh yang dihadiri oleh ketua DPRA, ketua Komisi A DPRA, Walikota, ketua MPU, Kapolda, Kapolreta dan anggota DPRA untuk menutup diskotik di hotel Hermes Palace. Ketika mereka melakukan investigasi, pintu diskotik di hotel itu dijaga ketat oleh pihak kepolisian dan juga militer. Hal ini muncul dugaan bahwa keberadaan diskotik di hotel itu diback up oleh pihak kepolisian dan militer dan ini pula yang membuat WH (Polisi Syariah) kesulitan melakukan razia ketempat itu. KAMMI dan KMPSI mendesak Muspida Aceh untuk mengambil tindakan tegas dan mempertanggung-jawabkan keberadaan diskotik di hotel Hermes Palace.
Ternyata yang lebih menyakitkan lagi, praktik prostitusi di Banda Aceh juga masih berjalan dengan lancar tanpa ada yang berani mengusik. Bahkan penghuni Banda Aceh dan juga mahasiswa sudah mengetahui kebenaran itu dan menariknya germo sangat mudah dikenali ketika berada dikawasan itu. Walaupun demikian pihak yang berwenang seperti WH juga tidak belum bisa berbuat banyak dan hampir tidak pernah melakukan razia.
Sulitnya membongkar pelecehan Syariat Islam di Aceh karena pemerintah Aceh tidak peduli dengan masalah ini, bahkan bisa dianggap acu tak acuh. Sehingga WH tidak berani mengambil sikap tegas dengan merazia tempat-tempat itu karena takut mereka telah diback up oleh pihak-pihak tertentu. Padahal jika pemerintah Aceh menganggap masalah ini serius tentu pelecehan yang memalukan ini bisa diminimalisir dan tidak membuat malu masyarakat Aceh karena status negerinya yang ironi.
Sumber Gambar:
-facebook
-v2.garudamagazine.com
+ comments + 4 comments
Nauzubillahhiminzalik,.! semoga Aceh Kembali lagi seperti dulu,.! yg Taat syariat bkn ea membaik setelah tsunami,. ! malah makin meraja lela,.! semoga allah,.? Memberikan jalan yang terbaik,.!
@Axvel DreAmin Ya Allah, tiada kata selain muak dengan keadaan Aceh yg sekarang ini. Apapun alasannya pemerintah Aceh jangan lagi mempermalukan seluruh orang Aceh dan juga pahlawan2 Aceh yg telah syahid. Sungguh sangat terhina jika menjadi ummat yg kebal akan teguran Allah dan tidak pernah bersyukur.
Banyaknya Pembakaran tempat ibadah juga mencoreng nama baik masyrkat aceh.. seharusnya tempat2 maksiat yg di tutup .. bukan tempat ibadah..
@ariel winartoSepertinnya sangat dibesar-besarkan jika dikatakan "banyaknya". Padahal selama ini masyarakat Aceh sudah sangat toleran terhadap keberadaan umat non-muslim di Aceh. Selain itu orang Aceh juga sudah over protektiv thd keberadaan tempat-tempat maksiat di Aceh.
Post a Comment