Nanggroe Aceh - Penduduk
dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil secara garis besar dapat
dikelompokkan berdasarkan asal-usulnya, walaupun sekarang ini sudah
samar (tidak kentara lagi). Ada
beberapa etnis awal atau asal dari penduduk yang menetap di wilayah
Singkil, dan dengan penelusuran jejak asalnya secara global maka
terdapat berbagai etnis didalamnya yaitu : Etnis Singkil, Etnis Aceh, Etnis Batak, Etnis Minangkabau, Etnis Nias, dan beberapa etnis kecil lainnya.
Pengelompokan ini didasarkan karena dari setiap etnis masih dapat dirinci asal muasal etnis tersebut datang ke Singkil. Faktor-faktor
yang menjadi tujuan utama etnis-etnis tersebut datang ke wilayah
Singkil adalah karena faktor ekonomi serta faktor-faktor sekunder
lainnya. Berikut penjelasan tentang macam-macam etnis masyarakat Aceh Singkil.
Etnis Singkil
Suku ini berdiam di
wilayah Aceh Singkil dan Kota Subulussalam dan mendiami. Orang Singkil
diperkirakan hasil pembauran dari Mandailing, Aceh, Minangkabau dan
Nias. Daerah kediaman etnis Singkil ini berbatasan langsung dengan
wilayah Sumatera Utara.
Etnis Aceh
Dimasa
yang lalu kelompok etnis Aceh ini terkelompokkan dalam komunitas
wilayah tertentu. Diantara komunitas Aceh yang ada di wilayah Singkil
adalah di Kuala Baru. Budaya
etnis Aceh berada dalam kehidupan bersama di kelompok yang telah ada
acuan kebersamaannya. Kelompok ini dipimpin oleh seoarang yang berwibawa
dan terpandang. Tetapi pimpinan ini tidak lantas menjadi pimpinan yang
absolut. Pemimpin etnis ini ditunjuk untuk mengurus soal adat (kepala
adat), yang sangat erat hubungannya dengan pemerintahan, ekonomi,
politik dan kegiatan masyarakat lainnya. Pemimpin didampingi oleh pemuka
agama atau imam, yang menuntun kehidupan keagamaan. Hukum yang dibuat
oleh pimpinan dan masyarakat harus sesuai dengan hukum agama. Oleh
karena itu kedudukan seorang pimpinan keagamaan sama dengan pimpinan
kelompok.
Keadaan ini sama antara gampong
(kampung), kerajaan besar atau kecil. Tradisi ini memungkinkan adanya
kerajaan kecil yang muncul di Kabupaten Aceh Singkil pada waktu yang
lalu, atas inisiatif etnis Aceh. Sistem
kemasyarakatan etnis Aceh adalah menurut garis keturunan Ayah dan juga
Ibu. Perpaduan patrilineal dan matrilineal ini dalam hubungan
kekerabatan yang mengakibatkan terjadinya pembauran etnis ini dengan
etnis lainnya sehingga terjadinya asimilasi sehingga menumbuhkan bentuk
ke-Singkil-an suku. Terlebih lagi mencairnya pemisahan antara berbagai
etnis maka terjadilah perkawinan antar etnis yang memunculkan kehidupan
harmonis saling menghargai serta timbulnya rasa kesatuan wilayah SINGKIL
dan bahasa pergaulan tidak mutlak lagi dengan menggunakan bahasa Aceh. Baca: Adat dan Budaya Aceh.
Etnis Batak
Wilayah
Singkil merupakan bagian dari wilayah Aceh secara keseluruhan, tetapi
wilayah Singkil pada masa yang lalu jauh lebih sulit untuk dicapai atau
didatangi oleh masyarakat /penduduk Aceh lainnya. Hal ini disebabkan
karena adanya kendala-kendala hubungan, keterikatan pada adat istiadat
dan kendala lainnya yang menyebabkan perpindahan penduduk dari etnis
Aceh ini menjadi sedikit. Kendala utama yang menjadi penghambat utama
masuknya etnis Aceh ini adalah karena faktor keadaan alam Singkil pada
masa lalu.
Sebaliknya
dari etnis Batak kendalanya lebih kecil, dan didorong untuk mendapat
kehidupan yang lebih baik karena keterbatasan tanah suku (adat) yang ada
didaerah asalnya yang menyebabkan lebih mudahnya mereka datang ke
wilayah Aceh Singkil.
Terjadinya
perpindahan penduduk (migrasi) dari daerah wilayah Batak telah
berlangsung sejak lama. Migrasi etnis Batak ini datang dengan cara
berkelompok di suatu lokasi yang kemudian menjadi Huta atau Kota/Kampung. Tradisi etnis batak, marga pertama yang membuka huta adalah yang menjadi penguasa daerah itu.Pendatang
baru yang datang kemudian akan menempati daerah yang bertetangga dengan
penduduk yang datang sebelumnya, sehingga tersusun suatu tatanan
kemasyarakatan yang telah dihuni oleh masyarakat batak diatas.
Daerah
yang telah ditempati diatas diatur oleh raja setempat, seperti Raja
Penyusunan Bulung merupakan raja yang menguasai pemerintahan Huta,
Raja Torbin Balok yang berkuasa di daerah tetangga Raja Penyusunan
Bulung. Kedua kerajaan saling mengakui kekuasaan masing-masing, sampai
akhirnya kerajaan-kerajaan ini mengembangkan kekuasaan ke daerah lain
dan membuat sistem pemerintahan yang lebih teratur di daerah
masing-masing.
Secara
psikologis penduduk batak (yang biasanya memakai marga di akhir
namanya) dengan penduduk lainnya tidak memakai marga bergaul harmonis
diantara sesama mereka. Karena marga itu sebuah nama, yang membedakan
pemanggilan antara seseorang dengan lainnya. Banyak juga dari etnis
Batak ini sudah tidak memakai marga, tetapi hanya menjadi pegangan dalam
silsilah keturunan dan pergaulan sesama marganya.
Etnis Minangkabau
Etnis
ini lebih lazim disebut orang Padang. Migrasi etnis ini lebih di dorong
oleh faktor dagang. Orang Padang terkenal sebagai pedagang ulung dan
gigih. Kedatangan etnis ini ke wilayah Singkil berdagang membawa barang
kebutuhan penduduk dan juga merupakan penjaja jasa seperti tukang emas,
tukang pangkas (cukur), penjahit pakaian laki-laki dan perempuan serta
jasa lainnya yang diminati penduduk.
Orang
padang lebih banyak mendatangi /menetap di wilayah singkil sekitar
pantai/laut, karena mudah dihubingi dengan perahu layar/kapal laut.
Budaya orang padang yang dibawa oleh pedagang-pedagang yang datang ke
wilayah Singkil ikut terlarut berasimilasi dengan kebudayaan-kebudayaan
setempat, sehingga menghasilkan kebudayaan yang unik, tidak sama dengan
kebudayaan asli yang dibawa oleh etnis-etnis yang datang ke wilayah
Singkil. Perkawinan yang menurunkan generasi penerus telah membaurkan
penduduk dalam wajah orang Singkil. Di
masyarakat minangkabau juga mengenal kelompok-kelompok keturunan seperti
halnya etnis batak yang disebut marga. Seperti halnya etnis Batak,
orang Padang tidak menonjolkan kelompok keturunan asalnya.
Etnis Nias
Etnis
ini mempunyai Bahasa sendiri dan dikenal oleh penduduk wilayah Singkil,
tapi tidak digunakan secara umum dengan etnis lainnya. Etnis nias
bermigrasi ke Singkil melalui laut dengan perahu layar. Etnis Nias
terkenal juga dengan Pelaut-nya, karena etnis ini merupakan penduduk
dari sebuah Pulau di samudera Hindia, di sebelah barat daya wilayah
Singkil.
Dari segi fisik etnis ini pada umumnya mempunyai ciri khusus kuning langsat. Asli etnis ini tidak menggunakan huruf n, m ng (sengau) dalam menyebutkan kata-kata.
Etnis Kecil
Di
wilayah Singkil terdapat juga beberapa etnis lain, seperti Bugis, Jawa,
Cina, Arab dan Keling. Migrasinya etnis-etnis ini ke wilyah Singkil
berlatar belakang perdagangan dan mencari pekerjaan.
Pembuktian etnis Bugis di Aceh Singkil adalah adanya nama-nama benda yang sama dengan bahasa Bugis asli, dendang bugis yang irama dan kata-katanya mirip (walau tidak sama) dengan dendang singkil begitu pula adat istiadatnya.
Untuk etnis Cina, di Singkil terdapat kampung yang bernama kampung Cina, walau sekarang tidak lagi dihuni oleh orang-orang Cina.
Untuk Etnis Arab, salah satu buktinya terdapat nama said, syarifah dan makanan khas arab yang telah disesuaikan dengan lidah orang Singkil.
Untuk etnis Keling (India), dulu terdapat kampung keling terdapat penjual susu murni.
Untuk
etnis Eropa, tidak jelas apakah mereka meninggalkan keturunan di
Singkil, karena mereka dulunya berdiam di lokasi khusus perumahan
perkebunan sawit dan karet milik perusahaan Eropa di onderneming Lae Butar Rimo.
Etnis
Jawa (Jawa Transmigrasi atau Jawa Kontrak) yang berada di Aceh Singkil, terutama bekerja di perkebunan dan
karet di wilayah Simpang Kanan yang disebut Perkebunan Lae Butar
bergabung dalam PT Socfindo.Perpindahan
etnis Jawa ini berlangsung sejak jaman kolonial Belanda. Saat itu
diperlukan banyak tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit. Transmigrasi
ini berlanjut pada masa pemerintahan Republik Indonesia. Generasi
keturunan lanjut mereka yang telah menciptakan gerak sosial ( social
mobility ) dalam kehidupan di Aceh Singkil. Selanjutnya
adalah Etnis Aceh yang mempunyai hubungan dengan penduduk wilayah
Singkil yang berasal dari Kuta Cane dan Blangkejeren (Aceh Tenggara). Inilah Macam-Macam Etnis Masyarakat Aceh Singkil.
Post a Comment