Nanggroe Aceh - Setiap kerajaan pasti memiliki stempel untuk menunjukkan identitas sebagai anggota kerajaan atau untuk menandai kekuasaan dari kerajaan itu sendiri. Kerajaan Aceh Darussalam memiliki Cab Sikureung atau
stempel Sultan-sultan Aceh. Setiap Sultan atau Sultanah yang
memerintah di Aceh menggunakan sebuah Cap Sikureung sebagai stempel resmi kerajaan Aceh. Cap Sikureung ini dalam arti bahasa Indonesia adalah cap sembilan. Disebut dengan Cap Sembilan karena didasarkan pada bentuk cap atau stempel itu sendiri yang mencantumkan sembilan nama orang sultan atau sultanah yang pernah memerintah Aceh dan sultan yang sedang memerintah berada ditengah-tengah. Pemberian
nama ini didasarkan kepada bentuk stempel itu sendiri yang mencantumkan
nama sembilan orang Sultan dan nama Sultan yang sedang memerintah itu
sendiri terdapat di tengah-tengah.
Inilah makna Cap Sikureung stempel kerajaan Aceh Darussalam:
Paling Atas
Sultan Alauddin Ahmad Shah II (1723-1735), yaitu sultan Aceh keturunan bugis-melayu. Pada sejarahnya raja keturunan bugis melayu berasal dari Kerajaan Malaka atau Pahang yang berhasil ditakluk oleh Kerajaan Aceh Darussalam di bawah pimpinan sultan Iskandar Muda dan raja ini dibawa ke Aceh beserta bendaharanya Tun Sri Lanang dan putrinya Putri Kamaliah (Putroe Phang) yang kemudian menjadi permaisuri sultan Iskandar Muda.
Kanan Atas
Sultan Johan Shah (1735-1760), yaitu anak dari sultan Alauddin Ahmad Syah adalah Sultan ke-XXI dan bergelar Raja Muda.
Paling Kanan
Sultan Mahmud Shah (1760-1763), yaitu putra sultan Johan Shah dan cucu dari sultan Ahmad Shah.
Kanan Bawah
Sultan Alauddin Jauhar Al-Alam (1795-1823), yaitu putra dari sultan Mahmud Shah memimpin sampai tahun 1823 namun sempat digugat pada tahun 1802 tapi kekuasaannya dikembalikan berkat dukungan Raffles gubernur Jenderal Inggris.
Paling Bawah
Sultan Manshur Shah (1857-1870), yaitu putra sultan Alauddin Jauhar Al-Alam
Kiri Bawah
Sultan Ali Mughayat Shah , yaitu pendiri Kerajaan Aceh yang berasal dari dinasti Meukuta Alam.
Paling Kiri
Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636) yaitu sultan yang paling mahsyur dan membawa Aceh pada kemajuan yang amat pesat dan disegani oleh dunia internasional.
Kiri Atas
Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641-1675), sultanah pertama Kerajaan Aceh Darussalam dan merupakan putri dari Sultan Iskandar Muda. Raja Iskanda Muda memiliki Putera Mahkota yang telah digadai-gadaikan menjadi penerus kekuasaannya namun nasib putera mahkota ini berakhir di ujung pedang Sultan Iskanda Muda sendiri. (Ikuti kisahnya DISINI)
Tengah
Sultan Alauddin muhammad Daud Shah Johan (1874-1903), yaitu sultan Aceh terakhir yang ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Ambon dan meninggal di Batavia pada 6 Februari 1939.
Pada Cap Sikureung stempel kerajaan Aceh Darussalam tiga tempat
diperuntukkan kepada sultan-sultan yang memerintah dari dinasti sebelumnya dan lima tempat lain diperuntukkan pada sultan-sultan dari keluarga sendiri, dan
satu dari kelima itu adalah adalah pendiri kerajaan dan Dinastinya. Yang terletak ditengah-tengah adalah sultan atau sultanah yang sedang memerintah. Stempel ini juga berlaku untuk hal-hal resmi lainnya sebagai tanda sah atau peresmian kekuasaan kerajaan Aceh Darussalam.
+ comments + 1 comments
Smoga kejayaan Aceh akan berulang dan usaha anak Aceh bisa berkembang dan mendunia terutama "Queen Phang" Fb/If : brownies kopi aceh bisa menjadi oleh-oleh TERBAIK seluruh Indonesia agar lebih banyak lagi yang terbantu dg bisnis ini. Insya Allah.
Post a Comment