Jangan jadikan COPAS (Copy-Paste) sebagai budaya ! ! !
Pin It

Putroe Neng Taklukkan 99 Orang Lelaki

2comments

Putroe Neng
Nanggroe Aceh - Diantara seabrek srikandi Aceh yang gagah perkasa, seperti laksamana Malahayati, Cut Nyak Dhien, Ratu Nahrasiyah, Sultanah Safiatuddin Syah, Ratu Inayat Zakiatuddin Syah, Sultanah Nurul Alam Naqiatuddin Syah, Ratu Kamalat Zainatuddin Syah, Pocut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cut Meutia yang berhasil mempertahankan Aceh dari penjajahan bangsa Asing sehingga tidak sepetak tanah pun dapat dikuasai oleh mereka. Namun, ada seorang wanita perkasa lainnya yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh sejarah bangsa ini, yaitu Putroe Neng.  

Putroe Neng yang bernama asli NIAN NIO LIAN KHI adalah seorang Laksamana perang wanita yang berasal dari China-Budha (Tiongkok), pada saat peperangan di Kuta Lingke dia beserta pasukannya takluk kepada Kerajaan Pereulak yang dipimpin oleh seorang ulama di daerah Indra Purba yang sekarang berobah nama menjadi Indrapuri Aceh Besar. Sejak kalah dari perang, Nian Nio Lian Khi yang bertubuh molek nan cantik jelita dengan mata sipitnya yang mempesona itu pun masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Putroe Neng. Banyak Raja Aceh dan bangsawan Aceh yang ingin menikahinya, sadar dengan kecantikan yang dimilikinya ia meminta mahar yang sangat tinggi serta pembagian daerah kekuasaan.

Sultan Meurah Johan, pendiri Kerajaan Darud Donya Aceh Darussalam adalah yang pertama menjadikannya sebagai permaisuri dan ia juga yang kemudian ditemukan meninggal dunia dengan badan membiru di atas ranjang pengantinnya setelah melalui malam pertama yang singkat. Begitulah seterusnya Putroe Neng taklukkan 99 orang lelaki di malam pertamanya. Suaminya yang terakhir yang bisa menguasai keperkasaannya adalah Syekh Syiah Hudam. Namun perlu diluruskan bahwa "keperkasaan" Putroe Neng ini bukan dalam arti menguasai segala macam bentuk pergulatan malam pertama yang sedemikian hebatnya sehingga menewaskan 99 orang lelaki dalam waktu yang singkat. Akan tetapi menurut penuturan sejarah yang diceritakan secara turun temurun oleh para orang tua ini menuturkan bahwa Putroe Neng ini memiliki racun yang sangat berbisa dalam alat genitalnya sehingga menumbangkan suami-suaminya dalam pergelutan yang singkat. Namun anehnya para lelaki ini tidak sedikitpun memiliki rasa gentar untuk mempersunting dirinya. 

Syekh Syiah Hudam suaminya yang ke-100 memiliki mantra khusus untuk menangkal racun Putroe Neng sehingga bisa menjalani malam pertama dengan indah hingga malam-malam berikutnya. Ia berhasil mengeluarkan racun itu dari alat genital sang istri yang cantik jelita itu. Racun itu kemudian dimasukkan kedalam bambu dan dipotong menjadi dua bagian, masing-masing bagiannya dibuang ke laut dan ke gunung. Setelah racun itu dikeluarkan dari Putroe Neng, kecantikannya mulai luntur dan ia tidak bisa melahirkan keturunan hingga ajal menjemputnya. Kini nisannya ada di dalam kompleks pemakaman para pejuang Aceh abad XI Masehi yang berada di pinggir jalan Banda Aceh-Medan, kawasan Blang Pulo, kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumaw. Menurut, Cut Hasan ia pernah didatangi oleh sosok Putroe Neng dalam mimpinya dan memberikannya dua keping emas. Setelah ia bangun pada paginya ia benar-benar menemukan dua keping emas berbentuk jajar genjang dengan ukiran disetiap sisinya. Satu keping emas itu masih disimpannya hingga sekarang dan yang satunya lagi dipinjam oleh seorang peneliti dan belum dikembalikan. Tidak hanya Cut Hasan saja yang mengalami pengalaman gaib di tempat ini, tapi juga beberapa pengunjung yang melihat siluet putih dalam foto yang mereka ambil dan anehnya tidak menampilkan gambar yang lain selain siluet itu saja. Bahkan ada yang lebih menghebohkan lagi, seorang guru SMA meninggal dunia setelah berfoto disalah satu makam di kompleks ini yang diyakini sebagai makam Putroe Neng. Sementara kuburan suaminya yang ke-100 Syekh Syiah Hudam, terletak di selatan makam Putroe Neng. Makam Syekh Syiah Hudam letaknya diatas bukit dan tanpa petunjuk arah yang jelas atau tersembunyi sehingga masyarakat yang ingin berkunjung harus bertanya-tanya dahulu kepada warga sekitar.

Demikianlah Putroe Neng dengan kisah hidupnya yang sangat fenomenal. Mungkin berat baginya untuk menerima kepedihan yang menimpanya, bagaimana mungkin dari seorang laksamana harus berubah menjadi seorang permaisuri yang harus melayani lawan perangnya. Mungkin, dari pernikahan penuh intrik politik inilah ia bisa menumpahkan segala macam rasa yang berkecamuk dalam dirinya. Sehingga ia bisa terus menjadi seorang panglima perang yang gagah perkasa meski harus menjadi panglima perang di atas ranjang malam pertamanya sendiri.




Share this article :

+ comments + 2 comments

Anonymous
May 6, 2013 at 11:35 PM

kaya d film2 indon aj.

May 7, 2013 at 3:54 PM

@AnonymousHehehe.. terlepas dari itu semua cerita ini bukan isapan jempol semata atau bukan sekedar cerita fiktif.

Post a Comment

 
Copyright © 2013. Nanggroe Aceh - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger
DMCA.com