Nanggroe Aceh - Ketika membicarakan tentang perempuan, maka yang terbersit dikepala kita adalah sesosok makhluk yang sangat indah, menawan, anggun dan segala nikmat yang lainnya. Dan jika mengingat perempuan maka saya akan teringat dengan ibu saya, adek saya serta para pahlawan-pahlawan wanita lainnya. kita pasti teringat dengan sosok pahlawan wanita Aceh, seperti Coet Njak Dhien, Cut Meutia, Ratu Safiatuddin dan lain-lain. Mengingat akan hal itu, kita mungkin akan membandingkan antara pahlawan wanita Aceh tersebut dengan perempuan Aceh sekarang dan tentu akan timbul sebuah spekulasi bahwa antara perempuan Aceh yang dulu dengan yang sekarang ibarat bumi dengan langit.
Benarkah demikian?
Kalau melihat realitanya, tentu itu benar. Perempuan Aceh sekarang telah meninggalkan jati dirinya sebagai seorang perempuan Aceh yang dihormati dan paling didamba-dambakan oleh semua lelaki baik lokal maupun non lokal. Hal ini dikarenakan, perempuan Aceh dulu mempunyai ilmu dunia dan akhirat yang mumpuni serta memiliki fisik yang unggul. Sedangkan sekarang, mereka hanya mengandalkan fisik saja tanpa mempedulikan bagaimana caranya bersikap dan bertingkah laku seperti yang diajarkan dalam Islam, dengan kata lain: kebanyakan perempuan Aceh sekarang adalah perempuan yang awam akan agama dan miskin akan moralitas.
Secara tak kasat mata atau sadar tidak sadar, perempuan Aceh sekarang telah mensia-siakan perjuangan para pahlawan wanita Aceh dahulu dalam mengangkat harkat dan martabat para kaum perempuan. Bahkan, mereka yang sekarang telah membuat dirinya menjadi sangat murahan dalam pandangan lelaki. Apalagi dengan mahar yang ditetapkan telah melampaui batas, menyebabkan para lelaki dan juga perempuan sering terjerumus dalam kemaksiatan. Siapakah yang menggoda?
Untuk Menyikapi fenomena perempuan Aceh ini, tentu kita tidak berhak untuk saling menyalahkan. Karena semua ini kembali kepada diri kita masing-masing.
+ comments + 1 comments
@Lilis Setyowati
iya, terimakasih atas sharingnya!
Post a Comment