Nanggroe Aceh - Jika kita membicarakan suatu peradaban di dunia ini
maka kebudayaan adalah topik yang pertama kita bahas. Budaya merupakan sebuah
deskripsi yang mevisualisasikan peradaban suatu negeri, tidak hanya bentuk
artefak yang menjadi suatu acuan terhadap tolak ukur peradaban tapi juga sastra
yang berkembang pada saat itu. Demikian juga halnya dengan peradaban Aceh dan
sastra Aceh di masa silam yang menjadikan sastra sebagai warisan budaya kepada
anak cucunya dimasa yang akan datang.
Perkembangan Sastra Aceh menurut catatan sejarah telah
dimulai pada abad ke-9 tapi hanya melalui lisan yang diapresiasikan melalui
majelis atau perkumpulan dan kemudian disalin pada abad ke-14. Nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya pun banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai keislaman dan
juga karya-karya sastra yang mendeskripsikan bentuk Kesultanan Aceh pada
kerajaan-kerajaan di Aceh. Mengapa
demikian?
Perlu untuk diketahui bahwa sastra aceh tidak hanya
berkembag di negeri Aceh saja pada saat itu, tapi juga dinikmati dan berkembang
di dunia-dunia Islam lainnya. Keberadaan Aceh sebagai salah satu tujuan
pengkajian Islam dan jalur transportasi dunia serta Ulama-ulama Aceh pada saat
itu telah menyebarkan Islam ke Seluruh Nusantara juga Malaysia dan Thailand,
karya ulama-ulama Aceh masih dapat ditemukan dinegara-negara itu. Negara-negara
eropa terutama Belanda juga banyak mengoleksi karya-karya pujuangga Aceh. Namun
orang Aceh tidak pernah merasa kehilangan, hadih maja telah menjadi sebuah
pandangan hidup dan pesan moral dalam tatanan kehidupan orang Aceh.
Negeri Seuramoe Mekkah ini telah banyak mewariskan
keragaman corak karya sastra dan bahkan menjadi ikon sastra melayu di Dunia.
Pengaruh sastra Aceh telah membawa sastra melayu Indonesia terhadap genre
sastra klasik atau dengan kata lain sastra Aceh menjadi pelopor terhadap sastra
modern. Ciri umum sastra Aceh adalah mempunyai sumber yang jelas tidak seperti
karya sastra klasik yang berkembang di Indonesia yang masih anonim atau karya
sastra tanpa nama dan para pujangga Aceh telah mencatat karyanya dalam
kitab-kitabnya agar bisa di nikmati oleh generasi masa depan.
Post a Comment