Nanggroe Aceh - Aceh memang dikenal dengan kekayaan seni budaya yang terkenal di dunia internasional seperti tari saman, tari likok pulo dan masih banyak yang lainnya. Tari likok pulo adalah tarian asli Aceh dan termasuk ke dalam budaya Aceh yang paling klasik. Tarian
ini diciptakan sekitar abad ke-18 atau sekitar tahun 1849 oleh seorang ulama yang berasal dari Arab. Menurut sejarah ulama ini tidak sengaja menetap di Aceh, beliau terdampar di Pulau Breuh dalam pelayarannya yang entah kemana. Maka tidak heran jika tarian Likok Pulo ini sarat dengan nilai-nilai keislamannya dan juga asal namanya yang Pulo. Dalam memperagakan tarian ini biasanya jumlah penarinya berjumlah dua belas orang atau kurang dari itu dan dipandu oleh dua orang syeh sebagai pemimpin tarian ini. Selain itu penabuh rapa`i sebagai pengiring tarian dan para penari duduk duduk bersimpuh atau berbanjar.
Dalam tari Likok Pulo ini lebih mengutamakan gerakan tangan, badan dan kepala. Penari akan memperagakan gerakan tubuh bagian atas ini secara serentak dan teratur. Tarian ini juga mengandalkan keterampilan ataupun skil yang mumpuni karena selain memiliki kontradiksi antara sesama penari dalam gerakannya juga menampilkan tempo yang cepat. Tari ini diadakan sesudah menanam padi atau sesudah panen padi, biasanya
pertunjukan dilangsungkan pada malam hari bahkan jika tarian
dipertandingkan dapat berjalan semalam suntuk sampai pagi.
Untuk masalah kesenian Aceh atau budaya Aceh ini hampir saja menemui titik nadir setelah bupati Aceh Utara mengeluarkan larangan menari bagi penari perempuan dewasa. Menurutnya tarian yang dibawakan oleh penari perempuan dewasa akan mencederai Syariat Islam di Aceh. Padahal jika ditinjau terlebih jauh, tarian-tarian di Aceh dirancang dan diciptakan oleh budayawan-budayawan muslim seperti halnya tarian likok pulo ini. Selain itu tarian Aceh yang dibawakan oleh perempuan dewasa tidak akan mencederai syariat Islam selama dalam membawakan tarian ini akan terus memakai pakaian muslimah dan tidak bersentuhan langsung dengan penari laki-laki. Jadi, tari Likok Pulo serta seni Budaya Aceh harus dilestarikan supaya tidak terjadi kepunahan budaya di Aceh.
Post a Comment