Nanggroe Aceh - Komoditi pala telah lama menjadi primadona di Aceh, bahkan Aceh pernah menjadi pasar ekspor-impor internasional di Selat Malaka. Daerah yang terkenal dengan aneka pala-nya adalah Aceh Selatan. Tumbuhan pala mempunyai berbagai kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sehingga nilai jual pala masih menjadi target di pasaran, terutama minyak pala. Aceh sejak berabad-abad silam dan hingga sekarang masih menjadi pengekspor minyak pala terbesar di dunia. Dari fakta yang ada ekspor minyak pala Aceh mencapai 67% dengan kapasitas produksi 300 ton/tahun atau mencapai 25 ton tiap bulannya. Selama kurun waktu 35 tahun ini, daya ekspor minyak pala Aceh terus meningkat secara tajam dengan capaian harga tertinggi di dunia. Tentu dengan kwalitas yang tidak pernah turun minyak pala Aceh masih menjadi rebutan pasar global hingga sekarang.
Fakta menariknya lainnya adalah budidaya pala yang dikelola oleh masyarakat Aceh Selatan sebagai penghasil pala utama di Aceh tidak mendapat dukungan oleh pemerintah Aceh maupun pusat. Jadi masyarakat selama ini hanya mengandalkan diri sendiri. Bahkan salah satu stasiun televisi swasta dan kantor berita nasional beberapa waktu yang lalu pernah meninjau ke tempat penghasil pala ini dan mendapatkan situasi yang sangat kritis. Pengola pala hanya menggunakan teknologi pengolah yang seadanya dan tanaman-tanaman pala milik petani banyak diserang hama penggerek dan jamur akar.
Melihat kondisi yang mengenaskan ini hingga timbul kemungkinan bahwa pihak luar telah menyabotase pala Aceh sehingga produksi pala Aceh turun dan memunculkan pengasil pala di daerah lain. Anehnya, pemerintah Aceh sendiri tidak begitu memperdulikan keadaan ini kerugian yang didapat begitu besar. Pada tahun 1984 lahan tanaman pala mencapai 35.000 Ha dan sekarang hanya tertinggal 20.000 sekian Ha. Harusnya pemerintah Aceh menyelamatkan primadona Aceh ini, bukan hanya mengharapkan kebanggaannnya saja yang begitu susah payah diraih oleh petani pala dan pengolah pala. Padahal jika pemerintah menyadari ini, banyak lapangan kerja yang akan tersedia dan Aceh juga akan meraup keuntungan yang begitu besar secara global. Aceh selatan dan Aceh secara keseluruhan tidak hanya dikenal dengan manisan palanya tapi juga minyak palanya yang terus mendunia. Jika demikian halnya, Aceh yang kaya raya dengan sumber alamnya akan terus menjadi kebanggaan semu bagi seluruh masyarakat Aceh dan negeri kaya ini malah menciptakan suatu ironi yang sangat menyakitkan hati setiap masyarakatnya.
Baca juga:
Post a Comment