Jangan jadikan COPAS (Copy-Paste) sebagai budaya ! ! !
Pin It

Sejarah Aceh Dari Masa Ke Masa Part II

1comments

Sejarah Aceh Dari Masa Ke Masa Part II
Nanggroe Aceh Dalam sejarah Aceh selalu diwarnai dengan perang atau konflik bersenjata hingga abad modern. Ini semua adalah mata rantai dari segala macam gejolak sejarah dari Aceh secara keseluruhan. Untuk mempelajari Aceh tidak hanya cukup pada adat istiadat semata atau budaya akan tetapi juga dari sejarahnya secara keseluruhan terutama sejarah politiknya. Berikut adalah kelanjutan dari Sejarah Aceh Dari Masa Ke Masa Part I

Sejarah Perang Aceh

 

Sejarah Aceh Dari Masa Ke Masa Part II

Sejarah Aceh Dari Masa Ke Masa Part II dimulai dari Perang Aceh. Perang Aceh dimulai sejak Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada 26 Maret 1873 setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada tahun 1883, namun lagi-lagi gagal, dan pada 1892 dan 1893, pihak Belanda menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh. Dr. Snouck Hurgronje, seorang ahli Islam dari Universitas Leiden yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari banyak pemimpin Aceh, kemudian memberikan saran kepada Belanda agar serangan mereka diarahkan kepada para ulama, bukan kepada sultan. Saran ini ternyata berhasil. Pada tahun 1898, J.B. van Heutsz dinyatakan sebagai gubernur Aceh, dan bersama letnannya, Hendricus Colijn, merebut sebagian besar Aceh.
Sultan M. Dawud akhirnya meyerahkan diri kepada Belanda pada tahun 1903 setelah dua istrinya, anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Kesultanan Aceh akhirnya jatuh seluruhnya pada tahun 1904. Saat itu, hampir seluruh Aceh telah direbut Belanda.

Sejarah Bangkitnya Nasionalisme


Sejarah Aceh Dari Masa Ke Masa Part II

Sementara pada masa kekuasaan Belanda, bangsa Aceh mulai mengadakan kerjasama dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia dan terlibat dalam berbagai gerakan nasionalis dan politik. Aceh kian hari kian terlibat dalam gerakan nasionalis Indonesia. Saat Volksraad (parlemen) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari Aceh. (Nyak Arif lalu dilantik sebagai gubernur Aceh oleh gubernur Sumatra pertama, Moehammad Hasan). Saat Jepang mulai mengobarkan perang untuk mengusir kolonialis Eropa dari Asia, tokoh-tokoh pejuang Aceh mengirim utusan ke pemimpin perang Jepang untuk membantu usaha mengusir Belanda dari Aceh. Negosiasi dimulai di tahun 1940. Setelah beberapa rencana pendaratan dibatalkan, akhirnya pada 9 Februari 1942 kekuatan militer Jepang mendarat di wilayah Ujong Batee, Aceh Besar. Kedatangan mereka disambut oleh tokoh-tokoh pejuang Aceh dan masyarakat umum. Masuknya Jepang ke Aceh membuat Belanda terusir secara permanen dari tanah Aceh.
Awalnya Jepang bersikap baik dan hormat kepada masyarakat dan tokoh-tokoh Aceh, dan menghormati kepercayaan dan adat istiadat Aceh yang bernafaskan Islam. Rakyat pun tidak segan untuk membantu dan ikut serta dalam program-program pembangunan Jepang. Namun ketika keadaan sudah membaik, pelecehan terhadap masyarakat Aceh khususnya kaum perempuan mulai dilakukan oleh personil tentara Jepang. Rakyat Aceh yang beragama Islam pun mulai diperintahkan untuk membungkuk ke arah matahari terbit di waktu pagi, sebuah perilaku yang sangat bertentangan dengan akidah Islam. Karena itu pecahlah perlawanan rakyat Aceh terhadap Jepang di seluruh daerah Aceh. contoh yang paling terkenal adalah perlawanan yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil, seorang ulama dari daerah Bayu, dekat Lhokseumawe.

Sejarah Masa Dengan Republik Indonesia



Sejarah Aceh Dari Masa Ke Masa Part II

Sejak tahun 1976, organisasi pembebasan bernama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah berusaha untuk memisahkan Aceh dari Indonesia melalui upaya militer. Pada 15 Agustus 2005, GAM dan pemerintah Indonesia akhirnya menandatangani persetujuan damai sehingga mengakhiri konflik antara kedua pihak yang telah berlangsung selama hampir 30 tahun. Pada 26 Desember 2004, sebuah gempa bumi besar menyebabkan tsunami yang melanda sebagian besar pesisir barat Aceh, termasuk Banda Aceh, dan menyebabkan kematian ratusan ribu jiwa.

Masa Damai 



Pasca Gempa dan Tsunami 2004, yaitu pada 2005, Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sepakat mengakhiri konflik di Aceh atau perang dengan RI. Perjanjian ini ditandatangani di Finlandia, dengan peran besar daripada mantan petinggi Finlandia, Marti Ahtisaari. Padahal sebelumnya berkali-kali Aceh dan RI menempuh jalan diplomasi dengan gencatan senjata, namun selalu melalui jalan buntu. Pada tanggal 15 Agustus 2005 ditandangani kesepakatan damai antara RI-GAM yang menghasilkan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinski. Damai Aceh sampai dengan sekarang terjaga dengan baik meski akhir-akhir ini polemik kembali muncul semenjak disahkan Bendera dan Lambang Aceh yang menyerupai bendera GAM dan lambang GAM (baca: Qanun Bendera Dan Lambang Aceh). Akan tetapi terlepas dari itu semua kini perkembangan perekonomian, pendidikan, sosial-budaya dan politik berkembang dengan sangat pesat di Aceh dan Sejarah Aceh Dari Masa Ke Masa ini akan kembali dilanjutkan dan akan prakarsai oleh generasi Aceh selanjutnya.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh#Sejarah
Share this article :

+ comments + 1 comments

Anonymous
February 16, 2017 at 9:00 AM

SALUEM LOEN TUAN HERRY COCO RAJE HUSEN ALIZABEDT, ayah loen muhammadt ali dan mam hasana, PU TERIMOENG LOEN SEBAGAI PEMIMPIN PASUKAN. dan hcelly ratu loen raja, ngoen lambang pedueng,

Post a Comment

 
Copyright © 2013. Nanggroe Aceh - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger
DMCA.com