Problematika Proses Penerapan Syariat Islam Di Aceh

Nanggroe Aceh - Problematika penerapan syariat Islam di Aceh dipicu oleh kurangnya sosialisasi pemerintah terhadap pentingnya penerapan syariat Islam di Aceh. Pemerintah Aceh memang ada melakukan sosialisasi, namun hanya pada baliho-baliho atau pamflet-pamflet di pinggir jalan. Kampanye semacam ini, tentu tidak terlalu diperhatikan oleh masyarakat karena hanya sebatas imbauan saja. terlebih lagi baliho-baliho itu akan diganti dengan yang lain atau pamflet-pamflet itu akan terhapus atau bahkan hilang sama sekali. Jadi seharusnya pemerintah Aceh bersama pemerintah daerah melakukan sosialisasi kekampung-kampung secara berkala untuk memberikan suatu pemahaman yang jelas kepada masyarakat Aceh.  Sehingga masyarakat Aceh bisa lebih dekat dan betul-betul merasa untuk menegakkan syariat Islam di Aceh. 

Akibatnya masyarakat Aceh sering salah kaprah tentang hukum syariat dan proses penegakan syariat Islam. Aksi brutal masyarakat yang sering menghakimi masa dengan memukuli dan menyirami dengan air got atau malah direndam hampir semalaman di dalam bak mandi. Bukan meruapakan sanksi yang diterapkan dalam syariat Islam, sehingga masyarakat pun mengatasnamakan sanksi ini sebagai sanksi atas penegakan syariat Islam.

Tidak hanya itu saja, permasalahan pengesahan qanun yang lamban dan jumlah qanun yang disahkan sangat kurang, menjadikan proses penegakan syariat Islam terhambat. Apalagi proses legalisasi qanun jinayah selalu saja menjadi permasalahan di Aceh dan hingga sekarang belum juga disahkan oleh DPRA. Wilayatul Hisbah pun sebagai petugas yang berwenang untuk mengatur dan mengawasi proses penerapan syariat Islam di Aceh, sangat lamban, lengah, dan tidak berdaya dalam mengawal syariat Islam di Aceh. Hal ini dipicu oleh lemahnya wewenang yang diberikan kepada WH. Sehingga petugas WH tidak berani melakukan tindakan-tindakan tegas kepada masyarakat atau tempat-tempat yang disinyalir melakukan kegiatan melanggar qanun syariat Islam. 

Hasilnya adalah penerapan syariat Islam hanya jalan ditempat dan terkesan tidak dipedulikan oleh pemerintah Aceh sendiri. Padahal syariat Islam merupakan komponen paling penting di Aceh, sebagai bentuk kualitas Aceh sebagai daerah syariat Islam dan Aceh memiliki historis dalam rentang waktu yang lama dengan syariat Islam. Bisa dikatakan, Syariat Islam lah yang membentuk Aceh menjadi salah satu daerah yang memiliki peradaban Islam yang dikenal luas di Indonesia maupun dunia.