Nanggroe Aceh - Pada tahun 1873 Belanda menyatakan perang terhadap
Aceh dan berniat menguasai seluruh kekayaan Aceh serta meruntuhkan peradaban
Islam beserta Kerajaan Islam di Aceh yang tidak bisa ditaklukkan oleh Portugis
pada masa silam. Agresi Belanda pertama pada tahun 1873 tersebut dipimpin
langsung oleh Jenderal Kohler seorang Jenderal pasukan Belanda yang tangguh dan
juga komandan pasukan elit Kerajaan Belanda. Pasukan Belanda berhasil mendarat
di pantai Ulee Lheue pada 26 Maret 1873 setelah mengalahkan pertahanan pantai
Kerajaan Aceh. Pasukan Belanda mendapat serangan sengit dari prajurit Kerajaan
Aceh atau pejuang Aceh saat tiba di Banda Aceh, namun karena Belanda yang
membawa peralatan perang yang canggih dan lengkap serta pasukan yang berjumlah
5000 orang memaksa pejuang Aceh terpaksa harus mundur dan Belanda berhasil
menguasai Mesjid Raya Baiturrahman.
Tidak sampai satu bulan dari ekspedisinya Jenderal
Kohler tewas terbunuh oleh seorang sniper di halaman mesjid Raya Baiturrahman.
Pada saat itu Jenderal Kohler sedang menginspeksi pasukan Belanda di areal
mesjid Raya Baiturrahman, namun salah seorang pejuang Aceh merunduk dan
menembak Jenderal Kohler dalam jarak 100 meter dan tepat di jantungnya. Kohler
roboh dibawah pohon Geulumpang yang kemudian dinamani oleh Belanda dengan
Kohlerboom atau pohon Kohler. Sniper ini diketahui seorang remaja dari laskar Aceh
yang berusia 19 tahun dan bersembunyi dibelakang reruntuhan mesjid yang tidak
diketahui oleh Kohler yang saat itu sedang memegang teropong. Namun siapa
sebenarnya sniper ini masih belum bisa dipastikan. Peristiwa tewasnya Jenderal
Kohler oleh seorang sniper ini menggemparkan seluruh pasukan Belanda yang ada
di Aceh dan juga seluruh dunia terutama eropa.
Sniper misterius penembak Jenderal Kohler hingga saat ini masih menjadi misteri, banyak orang dan media berspekulasi tentang sniper misterius ini namun secara mengejutkan seorang cucu Teungku Imum Lueng Bata yang telah berusia 68 tahun mengaku bahwa sniper itu adalah kakeknya. Teungku Imum Lueng Bata memang seorang pejuang Aceh pada waktu Kohler dan pasukannya mendarat di Aceh. Ia merupakan pemimpin Kemukiman Lueng Bata atau seorang Uleebalang yang bernama asli Teuku Nyak Radja dan Ia juga anak dari Teungku Chik Lueng Bata. Lueng Bata ini dulunya merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Aceh dan berada langsung dibawah kesultanan.
Sniper misterius penembak Jenderal Kohler hingga saat ini masih menjadi misteri, banyak orang dan media berspekulasi tentang sniper misterius ini namun secara mengejutkan seorang cucu Teungku Imum Lueng Bata yang telah berusia 68 tahun mengaku bahwa sniper itu adalah kakeknya. Teungku Imum Lueng Bata memang seorang pejuang Aceh pada waktu Kohler dan pasukannya mendarat di Aceh. Ia merupakan pemimpin Kemukiman Lueng Bata atau seorang Uleebalang yang bernama asli Teuku Nyak Radja dan Ia juga anak dari Teungku Chik Lueng Bata. Lueng Bata ini dulunya merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Aceh dan berada langsung dibawah kesultanan.
Cucu Teungku Imum Lueng Bata yang bernama Nukman ini
menjelaskan bahwa kakeknya dan pengikutnya menyembunyikan sengaja merahasiakan
identitas kakeknya sebagai penembak Kohler untuk melindungi dirinya dan juga
pasukannya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa jarak Teungku Imum Lueng Bata
dengan Kohler hanya berjarak 100 meter dan menembak dengan senjata seadanya.
Entah kebetulan atau memang karena keahliannya sebagai seorang sniper sejati,
Teuku Nyak Raja melepaskan satu tembakan dan tepat mengenai jantung Kohler
setelah sebelumnya menembus lensa teropong yang disangkut dilehernya. Pada saat
peluru menembus dadanya, Kohler sempat berucap, “Oh God ik ben getroffen (Oh
Tuhan Aku Kena)”.
Teuku Nyak Raja atau Teungku Imum Lueng Bata hingga
saat ini makamnya belum ditemukan, namun Sejarah Aceh mencatat bahwa ia syahid
dalam pengejaran pasukan Belanda akan tetapi sejarah juga tidak mencatat dimana
lokasi syahidnya. Tapi ada juga yang mengatakan jika beliau syahid di
Geulumpang Minyeuk, kab Pidie.
Terlepas dari cerita Nukman ini, yang jelas sang
sniper dari pejuang Aceh yang sangat jenius bisa membunuh seorang Jenderal
Pasukan Elit Belanda seperti Kohler tanpa terdeteksi hingga sekarang. Cara
sniper ini menyembunyikan dirinya dan menyembunyikan identitas dirinya layak
disetarakan dengan sniper-sniper elit di dunia ini. Jasad Kohler dikebumikan di
Kherkoff Peucut atau kompleks pemakaman Belanda dan didirikan monumen Kohler
disana untuk mengenang dirinya. Sejak Belanda datang ke Aceh hingga mereka
pergi dari Aceh, niatnya untuk menaklukkan dan menguasai Aceh tidak pernah
terwujud. Kita sebagai anak cucu dari pejuang-pejuang Aceh ini patut berbangga
pada mereka dan tetap mewarisi kejeniusan dan rasa cinta tanah air mereka.
+ comments + 7 comments
sniper aceh.....
@Rambideun CommunityLebih hebat dari tentara Amerika, tapi itu dulunya..!!
huft, mantap... Peu na reuncana tajak muprang loem? Hehehe
jroeh, peu na reuncana tajak muprang loem? Hehehe
@Jamal_artSang na,,, tapi hom lah tergantung bak ureueng galak meuprang...!! hehehe,...
Semoga keteguhan dan kejeniusan beliau melekat dalam darah mujahid2 muda Aceh dimasa sekarang,,
aceh mau berontak lagi ya???
Post a Comment